Apakah Benar Penemuan Kertas China Mengubah Peradaban Dunia?



Sejarah tidak bisa menutup mata bahwa penemuan kertas pada zaman Kekaisaran China pada tahun 105 Masehi memberikan dampak yang sangat besar, bahkan bisa dibilang mengubah peradaban dunia.

Bermulai dengan penemuan kertas oleh Cai Lun atau Ts'ai Lun pada zaman Dinasti Han, Kaisar Han Hedi (He Ti). Cai Lun (Ts'ai Lun) yang tercatat dalam sejarah bernama lengkap Cai Jingzhong, merupakan kelahiran China di Guiyang yang sekarang di wilayah daerah Hunan. Konon cerita Cai Lun seorang Kasim yang juga konon katanya bekerja di lembaga pengadilan kekaisaran. 

Kasim sendiri adalah laki-laki yang dikebiri, yang otomatis kehilangan kejantanannya dengan memotong alat kelaminnya untuk mencegah perselingkuhan dengan anggota wanita di istana kaisar. Walaupun ada yang berteori bahwa dengan kebiri membuat para kasim berumur panjang. Tradisi kasim sendiri merupakan budaya China kuno (Tiongkok) sudah dipraktekkan sebelum pembangunan Forbidden City (Kota Terlarang) di abad ke-15.

Kasim Cai Lun menghadap pada Kaisar Han Hedi dengan membawa penemuan kertasnya. Cai Lun mencoba-coba membuat kertas dari bahan kulit kayu murbei. Pohon murbei atau juga disebut tanaman mulberry merupakan tumbuhan berkayu asli Cina wilayah utara.

Entah berapa lama dan berapa kali percobaan yang dilakukan Cai Lun sampai bisa menemukan kertas, tapi dari catatan sejarah resmi Dinasti Han menuliskan bahwa penemuan kertas ini prosesnya dari bagian dalam kulit kayu murbei yang direndam di air dan dipukul-pukul sampai serat-seratnya terlepas. Rendaman itu bercampur juga dengan bahan lainnya seperti kain katun rami (berasal dari serat alami tanaman rami), kain bekas dan jala ikan. Setelah menjadi bubur, ditekan menjadi tipis-tipis dan dijemur di bawah sinar matahari, sehingga jadilah sebuah cikal bakal kertas yang seperti kita gunakan di zaman sekarang.

Bukan berarti penemuan kertas dari Cai Lun langsung berhasil pada pencobaan pertama. Cai lun bahkan awalnya melakukan eksperimen membuat kertas dengan serat bambu sebelum menggunakan kulit kayu murbei; pastinya patut dimengerti penggunaan dari serat bambu, karena bambu sangat banyak dijumpai tumbuh di wilayah China.

Kaisar Han Hedi sangat gembira dengan penemuan kertas dari warganya sendiri ini. Cai Lun diberikan jabatan baru dan menerima gelar seorang Cukong. Bangsa China sendiri menamakan penemuan kertas Cai Lun dengan sebutan "Kertas Bangsawan Cai".

Bermulai penemuan kertas dari Cai Lun inilah dunia mulai menerimanya dan kertas menyebar ke seluruh dunia seperti sekarang. Korea sebagai tempat pertama penyebaran dan berlanjut ke Jepang dan mencapai ke negeri Arab pada zaman Dinasti Tang (618-907), hingga penyebaran mulai ke wilayah Eropa pada abad ke-12, dan Amerika pada abad ke-16.

Di negera kita sendiri Indonesia, tercatat pada abad ke-7 kertas pertama kali dibuat di Ponorogo yang proses pembuatannya dari kulit kayu pohon setempat. Pada abad itu, kertas digunakan para biksu Buddha untuk belajar agama di Kerajaan Sriwijaya. Pembuatan awal kertas di Indonesia ini juga menjadi cikal bakal wayang kulit, dengan digunakannya kertas sebagai media melukis wayang. Selain itu kertas buatan Ponorogo juga digunakan menulis Kitab Suci Al-Quran dan dipergunakan juga untuk material balon lebaran dalam perayaan Idul Fitri.

Tapi sayang cerita hidup Cai Lun si penemu kertas berakhir tragis. Cai Lun terlibat pembangkangan pada kekaisaran istana yang membuatnya dihukum dan diusir dari istana, yang akhirnya Cai Lun mengakhiri hidupnya dengan menegak racun. 

Kemudian Kaisar Song Taizu yang memerintah 960–976, berinisiatif untuk mendirikan kuil di daerah Chengdu untuk mengenang dan menghormati Cai Lun sebagai penemu kertas.